Senin (14/7) pagi, Dolar AS diperdagangkan naik 0.3%
dari level terlemah tujuh minggu-nya terhadap Yen. Menjelang testimoni
Yellen kepada DPR besok, Bloomberg melaporkan, indeks Dolar menguat 0.3
persen dari titik terendah di lebih dari satu minggu seiring dengan para
pembuat kebijakan yang masih memperdebatkan waktu pelaksanaan kenaikan
pinjaman. Sedangkan Yen sendiri sedikit melemah terhadap Dolar AS
sehubungan dengan rapat penentuan suku bunga BOJ yang dimulai hari ini
hingga besok.
Pekan lalu merupakan pekan yang muram bagi performa Dolar AS akibat komentar-komentar dovish dari para pejabat The Fed
yang tergabung dalam FOMC. Namun, mata uang AS tersebut sedikit
tertolong oleh minat risiko yang menyusul kabar masalah yang tengah
dihadapi oleh bank terbesar di Portugal. Meskipun tak banyak membantu
dalam menghadapi Yen, namun cukup untuk menghapus kerugian Dolar AS
terhadap Pound dan Dolar Canada.
Minggu ini, para investor akan menyaksikan testimoni mengenai kebijakan moneter dari Ketua The Fed, Janet Yellen dan Presiden ECB
Mario Draghi. Selain itu pengumuman kebijakan moneter dari BoC serta
rilis data pertumbuhan ekonomi China juga tak akan luput dari perhatian.
"Komentar
Yellen pda kuartal ini mungkin belum berubah, namun bisa jadi pada
kuartal depan." demikian ungkap Jim Vrondas, Kepala Ahli Strategi mata
uang di OzForex Ltd. di Sydney. "Jika Yellen masih dovish, maka reli
apapun pada Dolar-Yen dapat membuka kesempatan jual." prediksinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar