about me

Foto saya
blog untuk belajar tentang forex

Rabu, 16 Juli 2014

Dollar Melambung Usai Testimoni Yellen

Dollar menguat versus mata uang rival pada perdagangan Selasa (15/7) usai pernyataan Ketua The Fed Janet Yellen.
Berbicara dalam testimoninya di depan Komite Perbankan Senat, Yellen mengindikasikan bank sentral bisa mempercepat rencana kenaikan suku bunga jika pasar kerja terus membaik lebih cepat dari yang diharapkan.
Namun, apresiasi dollar masih sangat rapuh. Yellen juga menambahkan bahwa pemulihan ekonomi belum selesai dan masih membutuhkan kebijakan moneter longgar sebagai penopang.
Menurut Yellen, masih banyak ketidakpastian yang membayangi proyeksi ekonomi. Pertumbuhan pasar perumahan dinilainya masih mengecewakan, pasar kerja terbilang lemah, sementara inflasi juga masih jauh lebih rendah dari target bank sentral.
Yellen menegaskan kembali bahwa suku bunga akan dipertahankan untuk beberapa waktu setelah berakhirnya program quantitative easing The Fed.
Meski demikian, para pelaku pasar mengabaikan pernyataan-pernyataan bernada dovish tersebut karena Yellen juga mengutarakan penilaiannya tentang terlalu tingginya saham-saham perusahaan biotek dan small-cap.
Dollar sendiri juga mendapatkan support dari data ekonomi AS semalam yang menunjukkan angka aktual bervariasi.
Aktivitas manufaktur di wilayah New York dilaporkan meningkat secara signifikan untuk bulan ketiga berturut-turut, dengan indeks manufaktur Empire State naik menjadi 25,6 pada bulan Juli, tertinggi dalam lebih dari empat tahun.
Selain itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel dan layanan makanan AS naik 0,2 persen pada bulan Juni, lebih rendah dari ekspektasi.
Sementara persediaan bisnis AS, komponen penting dari perubahan produk domestik bruto (GDP), naik 0,5 persen pada bulan Mei. Meski lebih rendah dari ekspektasi, peningkatan angka data juga direspon positif.
Versus euro, dollar ditutup menguat 0,37 persen di kisaran 1.3567. Tekanan bagi euro datang dari data indeks sentimen ekonomi Jerman dari hasil survai ZEW yang turun menjadi 27,1 di bulan Juli dari 29,8 pada bulan sebelumnya.
Mengekor euro, franc Swiss ditutup melemah 0,4 persen lebih di kisaran 0.8955 per dollar.
Terhadap yen, dollar juga berhasil membukukan gain dengan ditutup di 101.67, naik 0,15 persen dari posisi pembukaan.
Sedangkan dollar Australia terkoreksi 0,24 persen diperdagangkan di kisaran 0.9369 terhadap dollar pada akhir perdagangan Selasa.
Gain signifikan dibukukan dollar versus emas. Indikasi bisa dipercepatnya rencana kenaikan suku bunga The Fed mengikis demand terhadap logam mulia.
Harga emas dunia terpantau anjlok hingga $1292.00 per troy ounce, terendah dalam hampir satu bulan. Ditutup di kisaran $1293.80 per troy ounce pada akhir perdagangan Selasa, emas terhitung melemah satu persen lebih dari level pembukaan.
Sebaliknya, pound sterling berhasil mempertahankan gain-nya dan ditutup menguat 0,35 persen di 1.7142 terhadap dollar. Pound sebelumnya menguat hingga 1.7191, level tertinggi baru sejak Oktober 2008.
Penguatan pound dipicu oleh akselerasi inflasi Inggris melebihi prakiraan yang menguatkan ekspektasi bahwa Bank Sentral Inggris (BoE) akan menaikkan suku bunganya lebih dulu dari negara maju lainnya.
Inflasi harga konsumen (CPI) Inggris meningkat sebesar 1,9 persen di bulan Juni dari 1,5 persen pada bulan Mei. Para analis dan ekonom sebelumnya memrediksikan peningkatan hanya sekitar 1,6 persen. BoE sendiri menargetkan inflasi di level 2 persen.
Ditambah dengan data lainnya yang menunjukkan meningkatnya indeks harga rumah Inggris di bulan Mei, seruan untuk menaikkan suku bunga pun semakin santer.
Yellen akan kembali menjadi pusat perhatian hari ini. Pukul 21.00 WIB nanti Malam Yellen akan menyampaikan testimoninya di depan Komite Jasa Keuangan.
Sebelum itu, AS juga dijadwalkan akan merilis data inflasi harga produsen (PPI) yang diprediksikan meningkat 0,2 persen di bulan Juni. (atz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar