
Pasar forex ritel Jepang sangat penting! Mengapa
? Karena Jepang merupakan pasar forex ritel besar jika digabungkan dengan seluruh
pasar forex ritel dunia. Anda bahkan bisa mendapatkan rekening tabungan di
Jepang dalam mata uang selain Yen. Dan perlu diketahui bahwa di Jepang segala keputusan
investasi dari rumah tangga dibuat oleh istri.
Secara tak terduga ada spekulan yang
terpikat dengan prospek keuntungan cepat melalui perdagangan mata uang online
yang terbanyak dilakukan oleh ibu rumah tangga Jepang, yang dijuluki ‘Mrs. Watanabe’ oleh para trader
forex.
Mrs. Watanabe adalah sebutan yang digunakan
untuk menggambarkan ibu rumah tangga khas Jepang dimana aktivitas
sehari-harinya hanya ibu rumah tangga, namun mereka juga aktif bertransaksi di
pasar mata uang asing (forex). Konon, mereka
sering membuat trader forex professional merasa bagaikan seorang newbie yang baru belajar trading forex.
Analis mata uang di perusahaan-perusahaan
terkenal seperti Deutsche Bank dan Goldman Sachs pernah memperkirakan bahwa pergerakan
USD/JPY akan berada di 115 pada akhir tahun 2007, atau bahkan lebih rendah. Tetapi
sampai peristiwa bencana krisis kredit 2007 terjadi, mata uang Yen belum mampu
bergerak dan masih tetap berada di kisaran 120 ketika pasukan Mrs. Watanabe disinyalir
memegang arah pergerakan USD/JPY pada saat itu.
Mengingat negatifnya deposito Yen pada
dekade pertama milenium ini, legiun Mrs. Watanabe masuk ke dalam perdagangan
mata uang online untuk mendapatkan keuntungan kecil pada portofolio mereka.
Modus operandi mereka biasanya menjual Yen dan membeli mata uang berimbal hasil
lebih tinggi, dan tanpa disadari transaksi tersebut masuk ke dalam transaksi carry trade.
Ada perkiraan bervariasi tentang seberapa
banyak mata uang Yen di perdagangkan oleh investor ritel Jepang. Beberapa pakar
mengatakan ada sekitar $ 16.3 Miliar per hari pada tahun 2011, atau hampir 60%
dari transaksi forex setiap hari (tidak termasuk perdagangan antar bank) selama
jam perdagangan Tokyo.
Dalam kasus apapun, pengaruh Mrs Watanabes
dan investor ritel Jepang lainnya terhadap mata uang Yen, diam-diam diakui oleh
Bank of Japan pada tahun 2007, meskipun hanya berhenti sebentar untuk
mengatakan ‘domo arigato’ (terima kasih banyak).
Pada bulan Juli tahun 2007, anggota dewan Bank
of Japan, Kiyohiko Nishimura mengatakan bahwa "ibu rumah tangga dari
Tokyo" pernah bertindak untuk menstabilkan pasar forex, dengan mengambil
posisi yen (yaitu menjual Yen dan membeli mata uang asing) berlawanan dengan
pedagang profesional.
Manfaat besar bagi investor terlihat pada
ketika menjual Yen dan membeli ke Real Brazil (BRL) pada periode 2005-2007.
Jika Mrs. Watanabe tinggal di rumah dan bertransaksi Nikkei dalam mata uang
sendiri, mereka hanya akan mengantongi keuntungan 33 % selama periode 3 tahun. Tetapi
jika mereka menjual Yen dan membeli BRL dan membeli sekeranjang saham Bovespa, mereka
akan mengantongi 143 % atas investasi saham. Di atas semua itu, mata uang
Brazil dihargai 37 JPY hingga 62 JPY untuk 1 Real (68%) selama periode kejadian
krisis kredit 2007.
Domo
arigato, Watanabe fujin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar