Stochastic juga merupakan salah satu
indikator yang populer di kalangan para trader karena mudah dimengerti dan
digunakan. Di samping itu, dengan metode yang baik, indikator ini juga bisa
menghasilkan profit dengan konsistensi yang cukup baik. Itulah sebabnya
indikator ini masih populer hingga saat ini.
Indikator ini memiliki dua garis: yaitu
garis %K dan garis %D. Demi kemudahan untuk membedakannya,
biasanya keduanya diberi warna yang berbeda. Warna yang biasa digunakan adalah
warna biru
muda untuk %K dan warna merah untuk %D. Selain itu, %D juga biasanya
ditampilkan sebagai garis putus-putus. Tentu saja warna-warna itu nantinya bisa
Anda ganti sesuai selera, yang penting nanti Anda bisa membedakan mana yang %K
dan mana yang %D.
Komponen lain adalah area overbought dan
oversold. Pada stochastic, area overbought ini berlokasi di atas level 80,
sedangkan area oversold berlokasi di bawah level 20.
Di awal telah dikatakan bahwa stochastic
bisa membantu Anda menemukan momen entry yang baik. Yang menjadi sinyal adalah
crossover (persilangan/perpotongan) antara garis %K dan %D. Sinyal sell yang
baik sering muncul ketika stochastic telah berada di area overbought.
Sebaliknya, sinyal buy yang baik seringkali muncul ketika stochastic telah
berada di area oversold.
Stochastic biasanya bekerja dengan baik
pada saat market berada dalam keadaan sideway. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati
menerjemahkan sinyal buy ataupun sell dari stochastic pada saat market
trending.
Kalau begitu, stochastic tak berguna
ketika market trending dong?
Tidak sepenuhnya demikian, sebab masih
ada cara mempergunakan stochastic meskipun market sedang trending.
Ketika market sedang trending, Anda
masih bisa menggunakan stochatic sebagai referensi. Syaratnya adalah sinyal
yang muncul harus searah dengan tren yang sedang berlangsung. Jadi pada saat
downtrend, yang dicari adalah sinyal sell. Sebaliknya pada saat uptrend, yang
Anda cari adalah sinyal buy.
Nah, petuah bijaknya adalah: buy-lah
engkau pada saat uptrend dan sell-lah engkau pada saat downtrend.
Menemukan divergence dengan stochastic
Selain memberikan informasi overbought
dan oversold, stochastic juga bisa dimanfaatkan untuk mencari bullish
divergence dan bearish divergence. Caranya mirip dengan mencari pola divergence
pada CCI.
Di atas adalah contoh bullish divergence
yang diperoleh dengan menggunakan stochastic pada grafik AUD/USD. Bullish
divergence akan memperoleh konfirmasi ketika stochastic naik melampaui level
50.
Di atas ini adalah contoh bearish
divergence yang terlihat pada grafik AUD/USD dengan menggunakan stochastic.
Konfirmasi bearish divergence adalah ketika stochastic turun melewati level 50.
Bagaimana, cukup
sederhana kan? Yang perlu Anda lakukan sekarang adalah memperbanyak latihan
dengan mengamati stochastic.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar